Cerita Sex Andre Meremas-Remas Buah Dada Bibiknya

Cerita Sex Andre Meremas-Remas Buah Dada Bibiknya

XDEWAHUB – Narasi Seks Andre Meremas Bi Eha telah lumayan lama jadi pembantu di dalam rumah Tuan Hartono, Ini adalah tahun ke-3 dia bekerja di situ, Bi Eha merasa betah karena keluarga Tuan Hartono lumayan baik perlakukannya bahkan juga memberi lebih atas sesuatu yang diharap dengan seorang pembantu.

Bi Eha sadar akan ini, khususnya akan kebaikan Tuan Hartono, yang dia anggap berlebihan. Tetapi dia tidak demikian pikirkannya. Sepanjang hidupnya terjaga, iapun bisa menabung keunggulannya untuk agunan hari tua. Kasus tingkah laku Tuan Hartono yang selalu meminta dilayani bila kebenaran istrinya tidak ada di dalam rumah, itu ialah kasus lain. Dia tidak mempedulikannya bahkan juga turut nikmati juga.

Meskipun orang daerah, Bi Eha termasuk wanita yang memikat. Umurnya tidak begitu tua, sekitaran 32 tahunan. Performanya tidak sama wanita dusun. Dia pintar menjaga badannya hingga terlihat masih sintal dan menarik. Bahkan juga Tuan Hartono benar-benar terpikat menyaksikan ke-2 payudaranya yang montok dan kenyal. Kulitnya cukup gelap tetapi terurus bersih dan lembut. Masalah muka walau tidak termasuk elok tetapi mempunyai daya magnet tertentu. Sensual! Demikian kata Tuan hartono pertama kalinya mereka bercinta ada di belakang dapur sesuatu saat.

Dalam umurnya yang tidak termasuk muda ini, Bi Eha ialah janda yang telah lama ditinggalkan suami tetap mempunyai nafsu yang lebih tinggi karena rupanya selainnya berselingkuh dengan majikannya, dia sebelumnya pernah bercinta juga dengan Kang Ujang, Satpam penjaga rumah. Perselingkuhannya dengan Kang Ujang bermula saat dia lama ditinggal oleh Tuan Hartono yang pergi ke luar negeri sepanjang satu bulan penuh. Sepanjang itu juga Bi Eha merasa kesepian, tidak ada lelaki yang isi kekosongannya. Apalagi di waktu itu udara malam berasa demikian menyerang tulang. Tidak kuat oleh nafsunya yang meletus-letup, dia ngotot memikat Satpam itu untuk dibawa ke atas tempat tidurnya di dalam kamar belakang.

Malam itu, Bi Eha kembali tidak dapat tidur. Dia resah tidak pasti. Bergulingan di atas tempat tidur. Badannya menggigil karena sangat tidak tahannya meredam gelora nafsu seksnya yang menggelora. Malam hari ini dia mustahil menunggu kedatangan Tuan Hartono dalam dekapannya karena istrinya ada di dalam rumah. Hatinya makin resah saat memikirkan waktu itu Tuan Hartono tengah menjamah istrinya. Dia pikirkan istrinya itu pasti terengah-engah hadapi serangan Tuan Hartono yang mempunyai ‘senjata’ hebat. Bayang-bayang tangkai kontol Tuan Hartono yang lebih besar dan panjang itu dan keperkasaannya makin menambah Bi Eha nelangsa meredam gairah syahwatnya sendiri. Sebetulnya terpikirkan untuk panggil Kang Ujang untuk menggantinya tetapi dia tidak berani sepanjang majikannya ada di dalam rumah. Jika kedapatan remuk telah mengakibatkan nasib mereka nanti. Pada akhirnya Bi Eha cuma dapat mengeluhkan sendiri di tempat tidur sampai tidak berasa nafsunya terikut tidur.

Dalam mimpinya Bi Eha rasakan gerayangan halus ke sekujur badannya. Dia menggelinjang penuh kepuasan atas sentuhan jari kekar punya Tuan Hartono. Menggerayang menanggalkan kancing pakaian tidurnya sampai lebar terbuka, mempertunjukkan ke-2 buah dadanya yang mengkal padat berisi. Tanpa sadar Bi Eha mengigau sekalian membusungkan dadanya.

“Remas.. uugghh.. isep putingnya.. aduuhh nikmatnya..” Narasi Seks Andre Meremas Starbet99

Ke-2 tangan Bi Eha menggenggam kepala itu dan memasukkannya ke dadanya. Badannya menggelinjang meng ikuti jilatan di ke-2 putingnya. Bi Eha tersengal-sengal karena sangat nikmati sedotan dan remasan di ke-2 payudaranya, hingga dia terjaga dari mimpinya.

Perlahan-lahan dia buka ke-2 matanya sekalian rasakan mimpinya tetap berasa walau telah terjaga. Sesudah matanya terbuka, dia baru sadar jika rupanya dia sedang tidak mimpi. Dia melihat ke bawah dan rupanya ada seorang tengah menggumuli bukit kembarnya dengan penuh gairah. Dia menduga Tuan Hartono yang mencumbuinya. Dalam hati dia bersorak kegirangan sekalian bingung atas keberanian majikannya ini walau si istri ada di dalam rumah. Apa tidak takut kedapatan. Mendadak dia sendiri yang merasa ketakutan. Bagaimana jika istrinya tiba?

Bi Eha segera bangkit dan menggerakkan badan yang menindihnya dan akan mengingati Tuan Hartono akan keadaan yang tidak mungkin ini. Tetapi belum perkataan keluar, dia menyaksikan rupanya orang itu bukan Tuan Hartono?! Lebih mengagetkannya rupanya orang itu tidak lain ialah Andre, putra tunggal majikannya yang tetap berusia 15 tahunan!?

“Den Andre?!” pekiknya sekalian meredam suaranya. Narasi Seks Andre Meremas

“Den ngapain di dalam kamar Bibi?” tanyanya kembali ketidaktahuan menyaksikan muka Andre yang merah padam.

Karena mungkin birahi bersatu malu kedapatan tingkah laku nakalnya.

“Bi.. ngghh.. anu.. ma-maafin Andre..” ucapnya dengan suara memelas.

Kepalanya menunduk tidak berani melihat muka Bi Eha.

“Tetapi.. baru saja nga.. ngapain?” tanyanya kembali karena tidak pernah menduga anak majikannya berani melakukan perbuatan semacam itu kepadanya.

“Andre.. ngghh.. semula ingin minta bantuan Bibi buatkan minuman..” ucapnya menerangkan.

“Tetapi waktu simak Bibi kembali tidur sekalian menggelinjang-geliat.. ngghh.. Andre tidak tahan..” ucapnya selanjutnya.

“Oohh.. Den Andre.. itu tidak bisa. Kelak jika kedapatan Papah Mama bagaimana?” Bertanya Bi Eha.

“Andre tahu itu salah.. tetapi.. ngghh..” jawab Andre ragu.

“Tetapi mengapa?” Bertanya Bi Eha ingin tahu

“Andre ingin seperti Kang Ujang..” jawabannya selanjutnya.

“Oohh.. Den Andre.. itu tidak bisa. Kelak jika kedapatan Papah Mama bagaimana?” Bertanya Bi Eha.

“Andre tahu itu salah.. tetapi.. ngghh..” jawab Andre ragu.

“Tetapi mengapa?” Bertanya Bi Eha ingin tahu

“Andre ingin seperti Kang Ujang..” jawabannya selanjutnya.

Kepala Bi Eha seperti disamber geledek dengar perkataan Andre. Bermakna ia mengetahui perlakuannya dengan Satpam itu, kata hatinya cemas. Wah bagaimana ini?

“Mengapa Den Andre ingin itu?” tanyanya selanjutnya secara halus.

“Andre kerap membayangkan Bibi.. .. ngghh.. anu..”

“Anu apa?” paksa Bi Eha semakin ingin tahu.

“Andre sukai ngintip.. Bibi kembali mandi,” akunya sekalian melihat ke baju tidur Bi Eha yang telah lebar terbuka.

Andre melenguh panjang melihat bukit kembar montok yang menggantung tegak di dada pengasuhnya tersebut. Bi Eha dengan refleks membereskan pakaiannya untuk tutupi dadanya yang telanjang. Kurang ajar mata anak berbau kencur ini, gerutu Bi Eha dalam hati. Tidak berbeda jauh dengan Bapaknya.

“Bisa khan Bi?” kata Andre selanjutnya. Narasi Seks Andre Meremas

“Bisa apa?” sentak Bi Eha mulai sewot.

“Bisa tersebut.. ngghh.. anu.. seperti barusan..” pinta Andre tanpa perasaan bersalah sambil dekati lagi Bi Eha.

“Den Andre jangan kurang ajar demikian sama wanita..,” ucapnya sambil undur menjauhi dari anak tersebut. “Tidak bisa!”

“Kok Kang Ujang bisa? Kelak Andre bilangin lho..” kata Andre memberikan ancaman.

“Eh jangan! Tidak bisa katakan ke siapa saja..” kata Bi Eha cemas.

“Jika begitu bisa donk Andre?”

Kurang ajar benar anak ini, berani sekali memberikan ancaman, makinya dalam hati. Tetapi bagaimana jika dia bilang-bilang dengan orang lain. Oh Jangan. Janganlah sampai! Bi Eha memutar otak bagaimana triknya supaya anak ini bisa terkuasai supaya tidak narasi ke lainnya. Bi Eha lantas tersenyum ke Andre sambil raih tangannya.

“Den Andre ingin pegang ini?” ucapnya selanjutnya sekalian menyimpan tangan Andre ke atas buah dadanya.

“Iya.. ii-iiya..,” ucapnya sekalian menyeringai senang.

Andre meremas ke-2 bukit kembar punya Bi Eha dengan bebas dan sepuasnya. “Bagaimana Den.. sedap tidak?” Bertanya Bi Eha sekalian melihat muka anak tersebut.

“Ganteng anak ini, walaupun masih ingusan tetapi dia masih tetap seorang lelaki “, berpikir Bi Eha.

Tidakkah barusan dia rindukan kedatangan seorang lelaki untuk memberikan kepuasan rasa dahaga yang begitu menggelegak? Mungkin anak ini tidak sesuai dengan dengan yang diharap, tapi daripada tidak benar-benar?

Sesudah berpikir semacam itu, Bi Eha jadi ingin tahu. Ingin ketahui bagaimana rasanya bercinta dengan anak di bawah usia. Tentu saja masih polos, polos dan perlu diberikan. Ingat ini hal Bi Eha menjadi terangsang. Kemauannya untuk bercinta makin menggelora. Jika saja lelaki ini ialah Tuan Hartono, tentu saja telah dia tangkap semenjak barusan dan menggumuli tangkai kontolnya untuk memberikan kepuasan gairahnya yang telah ke ubun-ubun. Tetapi nanti dulu. Dia masih beberapa anak. Janganlah sampai dia terkejut dan justru akan membuat ketakutan.

Lantas dia diamkan Andre meremas-remas buah dadanya sesenang hati. Dadanya menyengaja dibusungkan supaya anak ini bisa menyaksikan secara jelas keelokan buah dadanya yang paling dibanggakan. Andre coba memilin-milin putingnya sekalian melihat ke muka Bi Eha yang terlihat meringis seperti meredam suatu hal.sebuah hal.

“Sakit Bi?” tanyanya.

“Tidak Den. Terus saja. Jangan stop. Ya demikian.. terus sekalian diremas.. uugghh..”

Andre meng ikuti semua perintah Bi Eha. Dia nikmati sekali remasannya. Demikian kenyal, montok dan oohh asyik sekali! Berpikir Andre dalam hati. Entahlah mengapa mendadak dia ingin mencium buah dada itu dan mengemot putingnya seperti saat dia masih bayi.

Bi Eha kaget akan peralihan ini sekalian suka karena walau sedotan itu tidak semahir lelaki dewasa tetapi cukup membuat terangsang luar biasa. Apalagi tangan Andre satunya kembali mulai berani mengelus-elus pahanya dan menjalar naik dibalik pakaian tidurnya. Hati Bi Eha sambil melayang-layang dengan cumbuan ini. Dia sudah tidak sabar menanti gerayangan tangan Andre dibalik roknya selekasnya sampai ke pangkal pahanya. Tetapi kelihatannya tidak hingga. Pada akhirnya Bi Eha menggerakkan tangan itu menyelusup lebih dalam dan secara langsung sentuh wilayah paling sensitive. Bi Eha memang tidak pernah menggunakan baju dalam jika sedang tidur. “Tidak bebas”, ucapnya. Narasi Seks Andre Meremas

Andre kaget demikian jarinya sentuh wilayah yang dirasa demikian hangat dan lembab. Nyaris dia menarik kembali tangannya jika tidak ditahan oleh Bi Eha.

“Tidak apapun.. pegang saja.. perlahan-lahan.. ya.. terus.. demikian.. ya.. teruusshh.. uggh Den enaak!”

Andre semangat dengar erangan Bi Eha yang demikian menggairahkan. Sekalian terus mengemot puting susunya, jarinya mulai berani permainkan bibir kemaluan Bi Eha. Berasa hangat dan sedikit basah. Dicoba-cobanya menyerang sela antara bibir tersebut. Kedengar Bi Eha melenguh. Andre melanjutkan tusukannya. Cairan yang mulai rembes di wilayah itu membuat jemari Andre gampang melesak ke dan terus makin dalam.

“Akhh.. Den masukkan terusshh.. ya demikian. Oohh Den Andre pintar!” desah Bi Eha mulai meracau ucapannya karena sangat luar biasanya rangsangan ke sekujur badannya.

Sekalian terus memerintah Andre melakukan perbuatan itu dan ini. Tangan Bi Eha mulai menggerayang ke badan Andre. Pertama kali dia lucuti baju atasnya selanjutnya melepas ikat pinggangnnya dan secara langsung mengambil ke kembali celana dalam anak tersebut.

“Mmmpphh..”, desah Bi Eha demikian rasakan tangkai kontol anak itu telah keras seperti baja.

Dia melihat ke bawah dan menyaksikan tangkai Andre mengacungkan tegang sekali. Bisa anak ini. Walau tidak sebesar bapaknya, tetapi lumayan besar untuk ukuran anak seumurnya. Tangan Bi Eha mengocak perlahan-lahan tangkai tersebut. Andre melenguh kenikmatan.

“Oouhhgghh.. Bii.. uueeanaakkhh!” pekik Andre perlahan-lahan. Narasi Seks Andre Meremas

Bi Eha tersenyum suka menyaksikannya. Anak ini makin bikin gemas saja. Keluguan dan kepolosannya membuat Bi Eha makin terangsang dan tidak kuat hadapi emotan bibirnya di puting susunya dan pergerakan jarinya dalam lubang memeknya. Rasanya dia tidak kuat meredam tekanan luar biasa dari dalam dianya. Badannya tergetar.. kemarin.., Bi Eha rasakan semprotan hangat dari dalam dianya berulang-kali. Dia telah orgasme. Bingung . Tidak sebagaimana umumnya dia sekencang itu capai pucuk kepuasan. Entahlah mengapa. Karena mungkin dari barusan dia telah telanjur bergairah ditambahkan pengalaman baru dengan anak di bawah usia, sudah membuat cepat orgasme.

Andre terperanjat melihat air muka Bi Eha yang terlihat demikian menikmatinya. Guncangan badannya membuat Andre hentikan pergerakannya. Dia kagum menyaksikannya. Dia takut justru membuat Bi Eha kesakitan.

“Bi? Bibi mengapa? Tidak apapun khan?” tanyanya begitu polos.

“Tidak sayang.. Bibi malah sedang nikmati perlakuan Den Andre,” begitu kata Bi Eha sambil menciumi muka ganteng anak tersebut.

Dengan penuh gairah, bibir Andre dikulum, dijilati sementara ke-2 tangannya menggerayang ke sekujur badan anak muda ini. Andre suka menyaksikan keganasan Bi Eha. Dia balas serang dengan meremas-remas ke-2 payudara pengasuhnya ini, lantas permainkan putingnya.

“Aduh Den.. sedap sekali. Den Andre pintar.. uugghh!” erang Bi Eha kepuasan.

Bi Eha betul-betul menyenangi anak ini. Dia ingin memberi yang terbaik buat majikan mudanya ini. Ingin memberi kepuasan yang tidak akan dia melupakan. Dia percaya Andre masih perjaka tulen. Bi Eha makin terangsang memikirkan enaknya semprotan cairan mani perjaka. Lantas dia menggerakkan badan Andre sampai terlentang lempeng di tempat tidur dan memulai menciuminya di atas sampai bawah. Lidahnya menyapu-nyapu disekitaran kemaluan Andre. Melumat tangkai yang telah tegak seperti besi tiang pancang dan megulumnya dengan penuh gairah.

Badan Andre bergetar keras rasakan enaknya cumbuan yang demikian mahir. Apalagi saat lidah Bi Eha permainkan biji pelernya, selanjutnya melata-lata ke sekujur tangkai kemaluannya. Andre rasakan sisi bawah perutnya berkedut-kedut karena jilatan tersebut. Bahkan juga karena sangat nikmatnya, Andre merasa tidak mampu kembali meredam tekanan yang hendak menyemburkan dari ujung moncong kemaluannya. Bi Eha ternyata rasakan hal tersebut. Dia tidak inginkannya. Secara cepat dia melepas kulumannya dan secara langsung menekan pangkal tangkai kemaluan Andre hingga tidak segera menyemburkan.

“Akh Bi.. mengapa?” Bertanya Andre kebingungan karena baru saja dia rasakan air maninya akan muncrat tetapi mendadak tidak selesai.

“Tidak apapun. , Den. Agar tambah sedap,” jawabannya sambil naik ke atas badan Andre.

Dengan posisi jongkok dan ke-2 kaki mengangkang, Bi Eha arahkan tangkai kontol Andre sama persis ke lubang memeknya. Pelan-pelan badan Bi Eha turun sekalian menggenggam kontol Andre yang mulai masuk.

“Uugghh.. sedap tidak Den?”

“Aduuhh.. Bi Eha.. sedaapphh..!” pekiknya. Narasi Seks Andre Meremas

Andre rasakan tangkai kontolnya seperti dihisap lubang memek Bi Eha. Berasa sekali kedutan-kedutannya. Dia lantas menggerakkan bokongnya turun naik. Konotlnya bergerak ceapt masuk keluar lubang nikmat tersebut. Bi Eha tidak ingin kalah. Bokongnya bergoyang ke kanan-kiri menyeimbangi tusukan kontol Andre.

“Auugghh Deenn..uueennaakk!” jerit Bi Eha seperti kesetanan.

“Terus Den, jangan stop. Ya tusuk ke situ.. auughgg.. aakkhh..”

Andre percepat pergerakannya karena mulai rasakan air maninya akan muncrat.

“Bi.. saya ingin keluaarr..” Jeritnya.

“Iya Den.. mari.. keluarin saja. Bibi ingin keluar.. ya terusshh.. oohh teruss..” ucapnya terengah-engah.

Andre coba bertahan semaksimal mungkin dan terus memacu lubang memek Bi Eha dengan tusukan terus-menerus hingga kemudian kerepotan hadapi goyangan pinggul wanita eksper ini. Tubuhnya sampai terangkut ke atas dan sekalian merengkuh badan Bi Eha erat-erat, Andre menyembur cairan kentalnya berulang-kali.

“Crot.. croott.. crott!”

“Aaakkhh..” Bi Eha alami orgasme.

Sekujur badannya tergetar luar biasa dalam dekapan kuat Andre.

“Ooohh.. Deenn.. luar biasa sekali..”

Ke-2 individu yang sedang lupa dataran ini bergulingan di atas tempat tidur rasakan beberapa sisa akhirnya kepuasan ini. Napas mereka terengah-engah. Peluh membasahi semua badan mereka walau udara malam di luar cukup dingin. Terlihat senyuman Bi Eha merekah di bibirnya. Sarat dengan kepuasan. Dia melihat genit ke Andre.

“Bagaimana Den. Sedap khan?”

“Iya Bi, sedap sekali,” jawab Andre sambil merengkuh Bi Eha.

Tangannya mencolek nakal ke buah dada Bi Eha yang menggelantung sama persis di muka wajahnya.

“Ih Aden nakal,” ucapnya makin genit.

Tangan Bi Eha merayap lagi ke tangkai kontol Andre yang telah lemas. Mengelus-elus perlahan-lahan sampai tangkai itu mulai menunjukkan lagi hidupnya. Narasi Seks Andre Meremas

“Bibi isep kembali ya Den?”

Andre cuma dapat menggangguk dan rasakan lagi hangatnya mulut Bi Eha saat mengulum kontolnya. Mereka bercumbu lagi tanpa mengenali waktu dan baru stop saat kedengar kokok ayam bersahutan. Andre tinggalkan kamar Bi Eha dengan badan lesu. Habis telah tenaganya karena bercinta sepanjang malam. Tetapi terlihat mukanya berseri-seri karena malam itu dia telah rasakan pengalaman yang hebat. Narasi Seks Andre MeremasBi